Asma Bronkial
Asma bronkial, atau lebih populer
dengan sebutan asma atau sesak napas, telah dikenal luas di masyarakat. Namun
pengetahuan tentang asma bronkial hanya terbatas pada gejala asma bronkial
saja, diantaranya dada terasa tertekan, sesak napas, batuk berdahak, napas
berbunyi (mengi), dll.
Asma bronkial merupakan salah satu Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yakni penyakit paru yang memiliki kumpulan
gejala klinis (sindrom) seperti yang telah disebutkan di atas. PPOK terdiri
dari:
- Asma Bronkial (asma/bengek)
- Bronkitis kronis (radang
saluran napas bagian bawah)
- Emfisema paru (penurunan daya
elastisitas paru)
Faktor penyebab PPOK salah satunya
adalah polusi udara yang berasal dari asap rokok, cerobong pabrik/industri,
asap kendaraan bermotor. Semakin tua usia seseorang akan semakin lama menghisap
udara yang berpolusi dan semakin besar kecenderungan untuk menderita sindrom
PPOM.
Definisi
Asma Bronkial
Penyakit asma bronkial secara umum
adalah penyakit saluran pernapasan yang ditandai dengan:
- Sesak napas/sukar bernapas yang
diikuti dengan suara “mengi” (bunyi yang meniup sewaktu mengeluarkan
udara/napas)
- Rasa berat dan kejang pada dada
sehingga napas jadi terengah-engah
- Biasanya disertai batuk dengan
dahak yang kental dan lengket
- Perasaan menjadi gelisah dan
cemas
Sedangkan berdasarkan ilmu
kedokteran, penyakit asma bronkial adalah penyakit saluran pernapasan dengan
ciri-ciri saluran pernapasan tersebut akan bersifat hipersensitif (kepekaan
yang luar biasa) atau hiperaktif (bereaksi yang berlebihan) terhadap
bermacam-macam rangsangan, yang ditandai dengan timbulnya penyempitan saluran
pernapasan bagian bawah secara luas, yang dapat berubah derajat penyempitannya
menjadi normal kembali secara spontan dengan atau tanpa pengobatan.
Kelainan dasar penyempitan saluran
pernapasan yang berakibat timbulnya sesak napas adalah gabungan dari keadaan
berikut:
- Kejang/berkerutnya otot polos
dari saluran pernapasan
- Sembab/pembengkakan selaput
lendir
- Proses keradangan
- Pembentukan dan timbunan lendir
yang berlebihan dalam rongga saluran pernapasan
Mekanisme
Terjadinya Kelainan Pernapasan
Baik orang normal maupun penderita
asma, bernapas dengan udara yang kualitas dan komposisinya sama. Udara pada
umumnya mengandung 3 juta partikel/mm kubik. Partikel-partikel itu dapat
terdiri dari debu, kutu debu (tungau), bulu-bulu binatang, bakteri, jamur,
virus, dll.
Oleh karena adanya rangsangan dari
partikel-partikel tersebut secara terus menerus, maka timbul mekanisme rambut
getar dari saluran napas yang bergetar hingga partikel tersebut terdorong
keluar sampai ke arah kerongkongan yang seterusnya dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui reflek batuk.

Pada penderita asma bronkial karena
saluran napasnya sangat peka (hipersensitif) terhadap adanya partikel udara
ini, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas
(bronkus) memberi reaksi yang sangat berlebihan (hiperreaktif), maka terjadilah
keadaan dimana:
- Otot polos yang menghubungkan
cincin tulang rawan akan berkontraksi/memendek/mengkerut
- Produksi kelenjar lendir yang
berlebihan
- Bila ada infeksi, misal batuk
pilek (biasanya selalu demikian) akan terjadi reaksi sembab/pembengkakan
dalam saluran napas
Hasil akhir dari semua itu adalah
penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi sesak napas, batuk
keras bila paru mulai berusaha untuk membersihkan diri, keluar dahak
yang kental bersama batuk, terdengar suara napas yang berbunyi yang
timbul apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang sempit. Suara napas
tersebut dapat sampai terdengar keras terutama saat mengeluarkan napas.
Serangan asma bronkial ini dapat
berlangsung dari beberapa jam sampai berhari-hari dengan gejala klinik yang
bervariasi dari yang ringan (merasa berat di dada, batuk-batuk) dan masih dapat
bekerja ringan yang akhirnya dapat hilang sendiri tanpa diobati.
Gejala yang berat dapat berupa napas
sangat sesak, otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga sela-sela iganya
menjadi cekung, berkeringat banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan
berbicara karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih
melegakan napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini
berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius.

Yang paling ditakutkan adalah bila
proses pertukaran gas O2 dan CO2 pada alveolus terganggu suplainya untuk
organ tubuh yang vital (tertutama otak) yang sangat sensitif untuk hal ini,
akibatnya adalah: muka menjadi pucat, telapak tangan dan kaki menjadi dingin,
bibir dan jari kuku kebiruan, gelisah dan kesadaran menurun.
Pada keadaan tersebut di atas
merupakan tanda bahwa penderita sudah dalam keadaan bahaya/kritis dan harus
secepatnya masuk rumah sakit/minta pertolongan dokter yang terdekat.
Pengenalan
Jenis Serangan Asma Bronkial
Pengenalan jenis serangan asma
berkaitan erat dengan cara pengobatannya. Serangan asma/bengek ada 2 macam,
yaitu:
1.
|
Serangan asma bronkial karena otot
polos saluran napas yang berkerut (Asma Episodik)
Serangan
asma bronkial/bengek hanya sekali-sekali, ada periode bebas sesak napas,
serangan “mengi” mungkin terjadi misalnya sewaktu jogging, makan suatu
makanan yang kebetulan alergi, mencium binatang piaraan, dsb.
Jenis
ini memberikan respon yang baik terhadap pemberian obat pelonggar nafas hirup
(inhaler) dimana merupakan obat yang paling aman dengan sedikit efek samping
yang minimal. Dapat juga diberikan obat pelonggar napas dalam bentuk tablet
maupun sirup.
|
2.
|
Serangan asma bronkial karena
proses peradangan saluran pernapasan (Continuing Asma/Asma Berkelanjutan)
Penderita
asma bronkial/bengek ini tidak pernah merasakan benar-benar bebas sesak, jadi
hampir setiap hari menderita “mengi”. Saluran pernapasannya mengalami
keradangan sehingga mempunyai resiko untuk terjadi serangan lebih sering,
walaupun telah diberikan obat pelonggar napas.
Oleh
karenanya, penderita memerlukan obat tambahan berupa anti keradangan
(biasanya keluarga steroid).
|
Pengobatan
Penyakit Asma
Asma
tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, sehingga penderita asma
dapat mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma.
Kurangnya
pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan mengakibatkan asma
salalu kambuh. Jika pengobatannya dilakukan secara dini, benar dan teratur
maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin.
Pada
prinsipnya tata cara pengobatan asma dibagi atas:
1. Pengobatan Asma Jangka Pendek 2. Pengobatan Asma Jagka Panjang
Pengobatan
Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat
terjadi serangan asma yang hebat, dan terus diberikan sampai serangan
merendah, biasanya memakai obat-obatan yang melebarkan saluran pernapasan
yang menyempit.
Tujuan
pengobatannya untuk mengatasi penyempitan jalan napas, mengatasi sembab
selaput lendir jalan napas, dan mengatasi produksi dahak yang berlebihan.
Macam obatnya adalah:
Pengobatan
Asma Jangka Panjang
Pengobatan
diberikan setelah serangan asma merendah, karena tujuan pengobatan ini untuk
pencegahan serangan asma.
Pengobatan
asma diberikan dalam jangka waktu yang lama, bisa berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun, dan harus diberikan secara teratur. Penghentian pemakaian
obat ditentukan oleh dokter yang merawat.
Pengobatan
ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi, adalah suatu sistem
pengobatan yang diterapkan pada penderita asma/pilek alergi dengan cara
menyuntikkan bahan alergi terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan
makin tinggi secara bertahap dan diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya
terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar