BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu
keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari sel) yang terjadi pada kelenjar
tiroid.
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe
yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang
menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil
(nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya
kanker tiroid bisa disembuhkan.
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma
yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan leher yang secara normal
memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme tubuh. Karsinoma umumnya tergolong pada slow
growing tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan penyakit yang lambat serta
morbiditas dan mortalitas yang rendah. Namun sebagian kecil adapula yang tumbuh
cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang fatal. Infiltrasi karsinoma tiroid
dapat ditemukan di trachea, laring, faring, esophagus, nervus recurrent,
pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi
semua region leher sedangkan metastase hematogen biasanya diparu, tulang, otak dan hati.
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum
pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler
dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler
adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk
kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal
dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan
kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor
etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat
radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi
timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama
juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya
adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
Ada juga faktor predisposisilainnya
seperti kelainan genetic, usia, jenis kelamin, ras, dan tempat tinggal (daerah
pantai).
C. Klasifikasi
1.
Klasifikasi
menurut WHO
a. Tumor epitel maligna
1) Karsinoma folikulare
2) Karsinoma papilare
3) Campuran antara folikulare dan papilare
4) Karsinoma sel squamosa
5) Karsinoma medulare
b. Tumor non epitel maligna: fibrosarkoma
c. Tumor maligna lainnya
1) sarkoma
2) limfoma maligna
3) hemangiothelioma maligna
4) teratoma maligna
a. Tumor epitel maligna
1) Karsinoma folikulare
2) Karsinoma papilare
3) Campuran antara folikulare dan papilare
4) Karsinoma sel squamosa
5) Karsinoma medulare
b. Tumor non epitel maligna: fibrosarkoma
c. Tumor maligna lainnya
1) sarkoma
2) limfoma maligna
3) hemangiothelioma maligna
4) teratoma maligna
D. Manifestasi Klinis
Kecurigaan
klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan
dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan
rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
Riwayat neoplasma endokrin multipel
dalam keluarga.
Pertumbuhan tumor cepat.
Nodul teraba keras.
Fiksasi daerah sekitar.
Paralisis pita suara.
Pembesaran kelenjar limpa regional.
Adanya metastasis jauh
Kecurigaan
sedang adalah:
1.
Usia
<> 60 tahun.
2.
Riwayat radiasi leher.
3.
Jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
4.
Tidak
jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
5.
Diameter lebih besar dari 4 cm dan
kistik.
E. Patofisiologi
Karsinoma tiroid biasanya menangkap
iodium radio aktif dibandingkan dengan kelenjar tiroid normal yang
terdapat di sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan scintiscan, nodula
akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi
dingin. Teknik diagnostik lain yang dapat digunakan untuk diagnosis banding
nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini memungkinkan membedakan dengan
cermat antara massa padat dan massa kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat,
sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai
berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula yang teraba, keras, tidak
dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Secara umum telah disepakati bahwa
kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar
neoplasma berdeferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan
kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik
dengan kemungkinan fatal. Terdapat empat jenis kanker tiroid menurut sifat
morfologik dan biologiknya : papilaris, folikularis, medularis, dan
anaplastik.(Price, 1995, hal:1078)
Karsinoma papiler kelenjar tiroid
biasanya berbentuk nodul keras, tunggal, “dingin” pada scan isotop, dan “padat”
pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan bagian-bagian kelenjar
lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa “nodul dominan” lebih besar, lebih
keras dan jelas dari bagian sekelilingnya. Kira-kira 10% karsinoma papiler,
terutama pada anak-anak, disertai pembesaran kelenjar getah bening leher, tapi
pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan nodul “dingin” pada tiroid.
Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul ganas tetapi
pada ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas yang
berguna untuk lesi ganas semi kistik dari “kista murni” yang tidak ganas.
Akhirnya, karsinoma papiler dapat ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus
kanker mikroskopik di tengah-tengah kelenjar yang diangkat untuk alasan-alasan
lain seperti misalnya : penyakit graves atau goiter multinodular.
Secara mikroskopis, tumor terdiri
dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada “vascular stalk”, dengan
penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. Inti sel besar dan
pucat sering mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san seperti
kaca. Kira-kira 40% karsinoma papiler membentuk bulatan klasifikasi yang
berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut “psammoma body”, ini
biasanya diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas dengan
metastasis dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening lokal. Pada pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan
menginvasi secara lokal kedalam otot dan trakea. Pada stadium lebih lanjut,
mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya disebabkan penyakit lokal,
dengan invasi kedalam pada leher, lebih jarang kematian bisa disebabka
metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua, suatu karsinoma papiler
yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma
anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab kematian lain dari
karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang
dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker.
Karsinoma folikular ditandai oleh
tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun pembentukan koloid buruk. Memang
karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan dari adenoma folikular kecuali
dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini sedikit lebih agresif
daripada karsinoma papilar dan menyebar baik dengan invasi lokal kelenjar getah
bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh ke tulang
atau paru. Secara mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar
yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor
ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif
untuk membentuk tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis T3 dan T4. Jadi,
kanker tiroid yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu merupakan karsinoma
folikular. Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih ada kemungkinan untuk
memberi hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang
tidak diobati, kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena
metastasis jauh mengikuti aliran darah dengan keterlibatan yang luas dari
tulang, paru, dan visera.
Suatu varian karsinoma folikular
adalah karsinoma “sel Hurthle” yang ditandai dengan sel-sel sendiri-sendiri
yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda berisi mitokondria.
Mereka bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali mereka jarang ada ambilan
radioiodin. Karsinoma campuran papilar dan folikular lebih seperti karsinoma
papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan oleh karsinoma folikular dapat
digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit
dari sel C (sel parafolikular) yang berasal dari badan brankial utama dan mampu
mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin, serotonir, dan
peptida-peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan-lapisan
sel-sel yang dipisahkan oleh substansi yang terwarnai dengan merah. Amiloid
terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam pola fibril atau berlawanan
dengan bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan
imunoglobulin atau protein-protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri.
Karsinoma medular lebih agresif
daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi tidak seagresif kanker tiroid
undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah bening dan ke dalam
otot sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh darah dan
metastasisi ke paru-paru dan visera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik
(CEA = Carsinoembryonic antigen) yang disekresi oleh tumor adalah tanda klinis
yang membantu diagnosisdan follow-up. Kira-kira sepertiga karsinoma medular
adalah familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple Endocrin neoplasia tipe
II = MEN II, sindroma sipple). MEN II ditandai dengan dengan karsinoma medular,
feokromositoma, dan neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira-kira
sepertiga dalah kasus keganasan semata. Jika karsinoma medular di diagnosis
dengan biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya
pasien diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan
anggota diperiksa untuk adanya karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran
kalsitonin serum setelah stimulasi pentagastrin atau infus kalsium dapat
digunakan untuk skrining karsinoma medular. Pentagastrin diberikan per
intravena dalam bentuk bolus 0,5µg/kg, dan contoh darah vena diambil pada menit
1, 3, 5, dan 10. Peningkatan abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5
adalah indikatif adanya keganasan. Gen untuk MEN Iia telah dilokalisasi pada
kromosom 10, dan sekarang memungkinkan menggunakan pemeriksaan DNA polimorfik
dan polimorfisme panjang fragmen terbatas untuk identifikasi karier gen
sindroma ini. Jadi anggota keluarga yang membawa gen ini dapat diidentifikasi
dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini.
Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar
tiroid undifferentiated termasuk karsinoma sel kecil, sel raksasa, dan sel
kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang
lama dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktu beberapa minggu atau bulan mulai
membesar dan menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan
pita suara, kematian akibat perluasan lokal yang biasanya terjadi dalam 6-36
bulan. Tumor-tumor ini sangat resisten terhadap pengobatan.
F. Pemeriksaan
fisik
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Adanya benjolan di leher depan atau lateral
- Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
b. Palpasi
- Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke atas.
- Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis patologi anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma berukuran >4 cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari dasarnya.
- Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa tetap curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
- Perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.
- Dicari juga ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta tempat metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
G. Pemeriksaan
penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan
ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena
pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human
Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker
tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker
tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator
tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat
ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
- Radiologis
- Foto
X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang
diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat
kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma
dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan
pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang
kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening.
Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan
tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat
adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
- Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini
aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy
aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.
- Computerized
Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun
tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus
tumor tiroid.
- Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot
nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini
dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh
specimen yang adekuat.
- Biopsiaspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak
dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor
terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah
dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan
jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk
pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi
karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma
meduler.
H.
PENGKAJIAN PERAWATAN KANKER TIROID:
a.
Riwayat kesehatan klien dan
keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b.
Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
Pola makan, Pola tidur (klien
menghabiskan banyak waktu untuk tidur), Pola aktivitas.
c.
Tempat tinggal klien sekarang dan
pada waktu balita
d.
Keluhan utama klien, mencakup
gangguan pada berbagai sistem tubuh:
1)
Sistem pulmonary
2)
Sistem pencernaan
3)
Sistem kardiovaskuler
4)
Sistem musculoskeletal
5)
Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
6)
Sistem reproduksi
7)
Metabolik
e.
Pemeriksaan fisik mencakup.
1)
Penampilan secara umum; amati wajah klien
terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar
leher.
2)
Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi,
nadi turun, kelemahan fisik.
3)
Parastesia dan reflek tendon menurun.
4)
Suara parau dan kadang sampai tak dapat
mengeluarkan suara.
5)
Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak
nafas.
f.
Pengkajian psikososial
1) Klien sangat sulit membina hubungan sasial
dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania.
2) Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
3)
Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup
kelima komponen konsep diri.
g.
Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya
Hipotiroidime atau Hipertiroidisme
I.
Diagnosa
Keperawatan
a. Bersihan
jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
trachea akibat desakan massa tumor
b.
Nyeri berhubungan dengan adanya desakan /
pembengkakan oleh nodule tumor
c.
Kerusakan komunikasi
verbal berhubungan dengan cedera
pita suara
d.
Gangguan kenyamanan berhubungan dengan
kesulitan menelan
e.
Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan
f.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan menelan
g.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka
insisi sekunder akibat operasi kanker tiroid
h.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang penyakit.
J. . INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan & Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|
Tindakan
|
Rasional
|
|||
1.
|
Bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trachea akibat desakan massa tumor
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil :
1. Tidak ada kesulitan pernafasan
2. Secret mudah keluar
3. Tidak mengeluh sesak nafas
4. Respirasi dalam batas normal (16-20)
|
1. Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi
3. Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis
4. Perhatikan kualitas pernafasan
5. Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu
|
1. Untuk
mengetahui adanya komplikasi secara dini
2. Untek mengetahui adanya ronchi atau tidak
3. Mengetahui pernafasan klien
4. Mencegah terjadinya dispnea
5. Membantu pernafasan klien
|
2.
|
Nyeri
berhubungan dengan adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
1. Melaporkan nyeri hilang / berkurang
2. Skala nyeri 0-2
3. Tampak relax
4. Tak ada keluhan menelan
|
1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik
verbal maupun nonverbal
2. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi
3. Kolaborasi pemberian analgetik
|
1. Mengantisipasi jika timbu nyeri
2. Memberikan kenyamanan pada klien
3. Untuk mengurangi nyeri.
|
3.
|
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan kerusakan komunikasi verbal teratasi dengan kriteria
hasil :
Mampu menciptakan metode komunikasi dimana
kebutuhan dapat dipahami
|
1. Kaji fungsi bicara secara periodic
2. Pertahankan komunikasi sederhana
3. Memberikan metode komunikasi alternative yang
sesuai.
|
1. Untuk mengetahui kondisi klien
2. Agar tidak terlalu memaksa klien untuk
berbicara
3. Menyesuaikan dengan kondisi klien
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar